Kamis, 27 Februari 2014




BERSYUKUR SETIAP SAAT

          Dari begitu bangum pagi di kamar lantai atas sampai turun ke lantai bwah, sudah berapa kali saya mengucapkan terima kasih dan bersyukur? Mungkin sudah sampai lima kali atau tujuh kali. Dalam satu hari? Berapa kali saya berterima kasih dan bersyukur di dalam hati ? berapa kali saya ucapkan dengan lantang bersuara dengan orang lain? Mungkin bisa 50 sampai 100 kali, bias jadi lebih, karena tidak saya hitung
Tidak praktis kedengarannya? Kok ya aneh mengucapkan terima kasih sampai puluhan kali dam satu hari? Bahkan ratusan kali? Jawabannya mudah saja; dengan berterimakasih dan bersyukur, kita selalu mencari sisi positif dari segala sesuatu. Dengan mencari sisi positif maka, diri kita menjadi semakin positif dalam melihat segala sesuatu. Pasti ada putih setitik di dalam hitam kelam dan ada hitam setitik di dalam putih bersih.
          Dengan selalu mengingat kelimpahan kita, otak kita mencetak keyakinan(belive) bahwa memang benar kita hidup dalam kelimpahan. Maka, semua perbuatan kita di dasari oleh keyakinan ini, termasuk presepsi diri kita sebagi personifikasi dari sukses. lantas, sampai kapan perlu mengucapkan terima kasih dan bersyukur perpuluh-puluh kali tersebut? Sepanjang hayat.
Ah, tidak praktis, mungkin  ada yang berpendapat demikian. Sekali lagi bahwa ini tidak mengajarkan untuk sukses dalam semalam, namun dengan mengubah mindset (pola piker) maka segala factor eksternal yang sering menjadi atribut orang sukses akan dating dengan sendirinya bagaikan arus sungai.
Berterima kasih dan bersyukur toh tidak memerlukan modal uang maupun sumber daya apa pun. Intinya hanya satu, yaitu kemauan keras untuk mengubah diri. Jangan pikirkan “pahala” yang Anda dapat dari perbuatan ini dulu. Jangan pula mengharap nasib akan berubah dalam sekejap. Yang jelas, dengan mengucapkan terimakasih kepada orang lain tanpa ada rasa keterpaksaan dan rasa canggung saja sudah merupakan jembatan kita ke dalam hati orang itu.
          “terima kasih” tidak akan pernah ditolak oleh orang lain, malah biasanya disambut dengan senyum lebar dan hati yang sedikit lebih lembut dari pada sebelumnya. Ini saja sudah merupakan magnit yang bias membantu kita semua dalam memproyeksikan diri yang sukses ke luar. Jadi, jika ada keragu-raguan dank e-engganan untuk berterima kasih dan bersyukur dalam skala dan frekuensi luar biasa, maka sebaiknya Anda urungkan niat Anda untuk menjadi personifikasi  dari sukses itu sendiri. Amin …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar